SELAMAT DATANG SAHABAT !!!!

HARI INI KITA "HARUS" LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN.



SAUDARA FACEBOOK-KU YOUTUBE GOOGLE + FLICKR-KU DISPENDIK WEB KEPRESIDENAN KEMDIKNAS
TENTANG SEKOLAH NISN PEMBERITAHUAN MUSIUM RAPOR ONLINE SITE UNESCO SITUS UNICEF

KLICK ANGKA UNTUK GANTI BACKGROUND

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Susunan planet-planet tata surya

1  Planet Merkurius

  
Bagian Merkurius Ketika Tidak Terkena Matahari   DAN Bagian Merkurius Ketika Terkena Matahari

Ciri-ciri Planet Merkurius yang paling menonjol adalah Tanahnya yang gersang dan memiliki iklim setengah dingin dan setengah panas.Karena Jaraknya yang paling dekat dengan matahari .
Seperti tabel dibawah ini 
Ini adalah Ciri-Ciri Dan Spesifikasi Planet Merkurius:

NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Merkurius
2
Kala Rotasi
59,0 Hari
3
Kala Revolusi
88,0 Hari
4
Atmosfer
Uap Natrium, Kalium Yang Tipis
5
Satelit Alam
-
6
Jarak Di Matahari
57,9 Juta km
7
Diameter Planet
4,879 km
8
Warna Planet
Hitam Keputih-Putihan

             2.Planet Venus


  
Bagian Venus Ketika Terkena Matahari dan Bagian Ketika Tidak Terkena Matahari


Venus adalah planet terdekat kedua dengan matahari setelah Merkurius. Planet Venus juga merupakan planet terdekat dengan bumi dan juga  planet ini tidak punya satelit dan arah rotasinya berbeda dengan planet yg lain .Lama rotasi venus lebih lama dibandingkan dengan lama revolusinya .Lama rotasi venus adalah 249 hari dan lama revolusinya adalah 224,7 hari .

    Planet Venus Dapat dilihat dengan mata telanjang,biasanya planet ini kelihatan di sebelah timur sebelum matahari terbit sehingga sering disebut bintang fajar atau bintang kejora .Planet venus ditutupi oleh awan padat sehingga permukaan planetnya sangat panas mencapai 480°C
Sehingga Tidak mungkin ada air disana yang berbentuk cairan atau air disana selalu berbentuk gas .
 Berikut adalah ciri" Planet Venus secara Garis besar:


NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Venus
2
Kala Rotasi
249,0 Hari
3
Kala Revolusi
224,7 Hari
4
Atmosfer
Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen
5
Satelit Alam
-
6
Jarak Di Matahari
108,2 Juta km
7
Diameter Planet
12,104 Juta km
8
Warna Planet
Coklat Keputihan



3.Planet Bumi

         
Bagian Venus Ketika Terkena Matahari dan Bagian Ketika Tidak Terkena Matahari


 Planet Bumi adalah satu-satunya planet yang ada kehidupan atau tempat tinggal makhluk hidup.Planet Bumi juga memiliki satelit yang bernama Bulan .Bumi dilindungi oleh lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet B dan ultraviolet C .

Akan tetapi sangat disayangkan sekarang ini ozon sudah banyak yang berlubang 

sehingga iklim dunia akan semakin panas dan es di kutub makin lama akan semakin 

meleleh. Berikut adalah foto lapisan ozon ySudah Rusak.Maka Dari itu mulai 

sekarang 

kita harus menjaga bumi kita dengan cara mengurangi pemakaian bahan bakar dan 

mengurangi pemakaian Ac dan parfum yang mengandung CFC 

Ciri-ciri dari planet bumi secara umum Sebagai berikut :

NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Bumi
2
Kala Rotasi
23,9 Jam
3
Kala Revolusi
365,3 Hari
4
Atmosfer
N2, O2, ARGON, CO2, OZON, Gas lain
5
Satelit Alam
(1) Bulan
6
Jarak Di Matahari
150 Juta km
7
Diameter Planet
12,756 km
8
Warna Planet
Biru Kehijauan



57,9 Juta km
4.Planet Mars

  

Planet Mars adalah planet terdekat keempat dari matahari yang namanya diambil dari dewa perang Romawi  yaitu dewa ,Mars.Disebut juga planet "Merah" karena tampak dari jauh berwarna kemerah-merahan disebabkan oleh keberadaan besi (III) oksida di permukaan planet mars dan juga memiliki atmosfir yang sangat tipis Masa rotasi dan sumbu planet mars mirip dengan planet bumi .

Berikut adalah ciri " dari planet Mars :

NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Mars
2
Kala Rotasi
24,62 Jam
3
Kala Revolusi
687 Hari
4
Atmosfer
Karbon Dioksida , Nitrogen, Oksigen, Argon, Gas lain
5
Satelit Alam
(2) Phobos dan Deimos
6
Jarak Di Matahari
230 Juta km
7
Diameter Planet
6.790 km
8
Warna Planet
Merah Kehitaman



5. planet jupiter


  



Planet Yupiter adalah planet terbesar di tata surya dan juga planet terberat di tatasurya. Planet yupiter memiliki cincin yang terbuat dari debu bekas gagalnya Pembentukan satelit alam Yupiter  .Planet Yupiter memiliki banyak satelit yang seluruhnya berjumlah 63 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto
CIRI- CIRI planet yupiter

NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Jupiter
2
Kala Rotasi
9,8 Jam
3
Kala Revolusi
11,86 tahun
4
Atmosfer
Hidrogen, Helium, Metana, Air, Etana, dsb
5
Satelit Alam
(63) di antaranya Europa, Ganymede, Callisto
6
Jarak Di Matahari
778,3 Juta km
7
Diameter Planet
14.980 km
8
Warna Planet
-

6.Planet Saturnus

   

Planet Saturnus adalah planet tejauh ke-6 dari matahari. Planet saturnus juga merupakan planet yang paling indah diantara planet lainnya di tata surya,hal ini dikarenakan cincin yang mengitari planet saturnus ini.Planet saturnus memiliki 56 satelit alami diantaranya adalah,mymhas,tethys,Titan
Berikut ciri-ciri umum dari planet Saturnus
:

NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Saturnus
2
Kala Rotasi
10 Jam 14 menit
3
Kala Revolusi
29,46 Tahun
4
Atmosfer
Hidrogen, Helium, Metana, Air, Etana, dsb
5
Satelit Alam
(56) di antaranya Dione, Rhea, Titan
6
Jarak Di Matahari
1,4 milyar km lebih
7
Diameter Planet
60.268 km
8
Warna Planet
Kuning keputihan

7.Planet Uranus 

  

Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya.
Jarak rata-rata antara Uranus dan Matahari adalah sekitar 3 milyar km. Uranus memiliki massa 14,5 kali massa Bumi. Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan
Ciri-ciri umum planet uranus adalah :



NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Uranus
2
Kala Rotasi
17,25 Jam
3
Kala Revolusi
84 tahun
4
Atmosfer
Hidrogen, Helium, Metana, Air, Amonia, dsb
5
Satelit Alam
(27) di antaranya Miranda, Ariel, Umbriel
6
Jarak Di Matahari
3 milyar km
7
Diameter Planet
51.118 km
8
Warna Planet
hijau dan biru


8. PLANET NEPTUNUS

 

Pengertian Neptunus merupakan planet terjauh kedelapan jika ditinjau dari Matahari. Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusi adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus, Nereid dan Larissa.
Struktur Dalam Komposisi Neptunus mirip dengan Uranus dibentuk oleh es dan batu dengan sekitar 15% hidrogen dan sedikit helium. Seperti UranusTapi tidak seperti Jupiter dan Saturnus, Dia tidak bisa memiliki lapisan internal yang berbeda. Neptunus memiliki inti kecil (Tentang ukuran Bumi) terdiri dari material berbatu. Suasana sebagian besar hidrogen dan helium dengan sejumlah kecil gas metana-yang berbeda
Struktur Luar Atmosfer Neptunus terdiri dari 80±3,2% Hidrogen, 19±3,2% Helium, 1,5±0,5% Metana dan yang lainnya berupa es yang hampir sama dengan Uranus. Warna biru Neptunus sebagian besar merupakan hasil dari menyerap cahaya merah dari metana di atmosferTetapi ada juga beberapa komponen yang tak dikenal, yang memberikan warna biru awan. Neptunus telah angin cepat Tata surya pada kecepatan 2000 km / jam. Seperti Jupiter dan Saturnus, Neptunus memiliki sumber panas internal, ia memancarkan energi dua kali lebih dari yang diterimanya dari Matahari.

 Cincin Planet
 Neptunus memiliki cincin debu tipis yang ditemukan pada tahun 1989 oleh Voyoger 2. Cincin Neptunus hampir sama dengan cincin Jupiter dimana hampir tak terlihat, tidak seperti cincin pada Saturnus atau Uranus. Cincin Neptunus dari yang terdekat adalah Galle, LeVerrier, Lassell, Arago dan Adams. Disamping itu masih ada satu cincin gelap lainnya yang dan masih belum memiliki nama yang orbitnya memotong orbit bulan Neptunus Galatea. Di area cincin gelap Neptunus selain Galatea masih ada tiga bulan Neptunus, yaitu Naiad, Thalassa, dan Despina. Pada tahun 1968, melalui okultasi bintang untuk pertama kalinya cincin Neptunus dideteksi, namun pada waktu itu masih belum disadari bahwa itu adalah berupa cincin. Cincin Neptunus baru dibuktikan keberadaannya ketika Voyoger 2 melakukan terbang lintas pada tahun 1989. Cincin Neptunus memiliki partikel-partikel yang sangat gelap, jumlah debu dalam cincin Neptunus ini mencapai 20 - 70 %. Kandungan debu yang cukup tinggi terdapat pada Galle dan LeVerrier yang mencapai 40 - 70 %, sedangkan kandungan debu terendah terdapat pada Lassell yaitu hanya sekitar 20 - 40 % saja. Cincin Neptunus diduga masih sangat muda, lebih muda dari usia tata surya kita. Diperkirakan cincin ini terbentuk dari tabrakan satelit dalam di Neptunus dan kemudian membentuk sabuk debu di area tersebut dan akhirnya menjadi cincin planet Neptunus.

9. PLANET PLUTO


PLUTO yang juga dikenal dengan nama Pluto 134340 adalah sebuah planet kerdil dalam sistem Tata  Surya Bimasakti. Letak Pluto berada dalam sebuah wilayah terluar Tata Surya yang bernama Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper sendiri adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari. Pluto memiliki orbit yang unik saat mengelilingi matahari, orbitnya berbentuk melonjong dan kisaran jaraknya sekitar 4,4 - 7,4 miliar km dari Matahari. Berbeda dengan planet-planet lainnya di Tata Surya, Pluto cenderung bergerak mendekati Matahari saat melakukan perjalanan orbit. Akibatnya, terkadang Pluto berjarak lebih dekat dengan Matahari (atau Bumi) daripada Neptunus. 

Di antara obyek-obyek yang ada dalam Tata Surya, Pluto adalah yang terkecil baik dalam ukuran maupun jumlah masa. Pluto bahkan lebih kecil daripada 7 bulan di tata surya, (Bulan, Io, Europa, Ganymede, Calisto, Titan, dan Triton). Pluto memiliki diameter 4.862 km dan memiliki massa 0,002 massa Bumi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi adalah 248,4 tahun. Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dengan atmosfer yang mengandung metan. Suhu permukaan Pluto berkisar -233o Celsius sampai dengan-223o Celsius, sehingga sebagian besar berwujud es. Seperti sejumlah planet Tata Surya lain, Pluto juga mempunyai beberapa bulan/satelit yang mengitarinya. Bulan-bulan itu adalah: Charon (ditemukan oleh astronom James Christy pada tahun 1978), Nix dan Hydra (keduanya ditemukan pada tahun 2005)  

Penemuan Pluto 

Proses penemuan Pluto sebenarnya diawali dengan kekeliruan interpretasi sejumlah astronom yang mendapati adanya kekacauan dalam orbit Uranus. Semula mereka berasumsi bahwa Neptunuslah yang mengacaukan orbit Uranus karena tarikan gravitasinya. Di akhir abad 19, setelah melakukan observasi lanjutan, para astronom berpendapat bahwa ada planet lain selain Neptunus yang mengganggu orbit Uranus

Pada tahun 1905 seorang astronom AS, Percival Lowell, memulai proyek pencarian planet ke-sembilan dalam sistem Tata Surya. Lowell bersama rekannya, William H. Pickering, mengajukan beberapa konsep koordinat planet ke-sembilan dalam Tata Surya yang mereka namakan “Planet X”. Lowell meninggal pada tahun 1916, akan tetapi proyek pencariannya tetap dilanjutkan. Nama Lowell diabadikan sebagai nama observatorium yang didirikannya pada tahun 1894. 

Pada bulan Januari 1930, Clyde Tombaugh, seorang peneliti yang juga anggota tim proyek pencarian planet ke-sembilan dalam Tata Surya di Observatorium Lowell, berhasil mencitrakan beberapa pergerakan sebuah obyek misterius di luar angkasa. Tim peneliti dalam proyek tersebut berkesimpulan bahwa obyek luar angkasa itu adalah sebuah planet dan untuk memastikannya mereka kemudian mengirim hasil pencitraan obyek luar angkasa itu ke Observatorium Harvard College untuk diteliti lebih lanjut. 

Setelah dipastikan bahwa obyek yang ditemukan itu adalah sebuah planet, Tombaugh dan ketua tim peneliti, Vesto Melvin Slipher, menggelar sayembara untuk mencarikan nama bagi planet ke-sembilan itu. Nama Pluto dicetuskan oleh Venetia Burney, seorang anak perempuan umur sebelas tahun asal Oxford, Inggris. Venetia yang gemar mempelajari mitologi Yunani Kuno dan astronomi pertama kali mengusulkan nama ini pada kakeknya, Falconer Madan, mantan pustakawan di Universitas Oxford, Inggris. Madan kemudian meneruskan usul cucunya ini pada Profesor Herbert Hall Turner yang kemudian meneruskannya lagi pada rekan-rekannya di Amerika. 

Setelah melalui proses penyeleksian, pada 24 Maret 1930, tim peneliti di Observatorium Lowell berembuk untuk menentukan mana di antara 3 nama berikut yang akan dijadikan nama planet baru itu yaitu: “Minerva”, “Cronus”, dan “Pluto”. Akhirnya, pada 1 Mei 1930, tim memutuskan nama planet baru itu adalah “Pluto”
Eksplorasi ke Pluto

Sejauh ini eksplorasi ke Pluto menjadi tantangan besar bagi sejumlah negara adikuasa yang telah memiliki pesawat ulang-alik luar angkasa. Bukan hanya karena Pluto berjarak sangat jauh dari bumi namun juga karena Pluto hanya memiliki massa yang kecil dan suhunya sangat dingin. Hingga penghujung abad 20 belum ada upaya serius dari negara-negara adikuasa untuk melakukan misi perjalanan ke Pluto. Bahkan di tahun 2000, Badan Antariksa AS (NASA) membatalkan misi Pluto Kuiper Express karena alasan dana.

Namun setelah melewati perdebatan panjang, akhirnya misi perjalanan ke Pluto dicanangkan kembali oleh pemerintah AS pada 2003. Misi perjalanan yang menggunakan pesawat tanpa awak ini diberi nama “New Horizons”. New Horizons telah sukses diluncurkan pada tanggal 19 Januari 2006. Pesawat ini dilengkapi dengan sejumlah peralatan kendali jarak jauh untuk mengenali citra geologi dan morfologi Pluto bersama satelitnya, Charon, memetakan komposisi permukaannya, dan menganalisa atmosfirnya. Selain itu juga New Horizons akan memotret permukaan Pluto dan Charon. Uniknya, dalam pesawat canggih ini juga disertakan abu jenazah sang penemu Pluto, Clyde Tombaugh (meninggal tahun 1997). Sayangnya, New Horizons diperkirakan baru akan mendekati orbit Pluto nanti pada tahun 2015. Setelah itu, barulah para ilmuwan NASA bisa mengungkap lebih jauh tentang misteri planet ‘mungil’ ini. 

Pluto bukan planet? 

Bagaimanapun, sejak tahun 2006 Pluto sudah tidak lagi dikategorikan sebagai planet inti dalam sistem Tata Surya oleh Himpunan Astronomi Internasional (IAU). Karena sejak penemuannya pada tahun 1930 hingga pada 2006 telah ditemukan sejumlah obyek lain di bagian terluar Tata Surya yang komposisinya serupa dengan Pluto, salah satunya yaitu Eris yang mempunyai massa 27% lebih padat daripada Pluto. Pluto kini hanya digolongkan dalam planet-planet minor atau kerdil (dwarf planet) bersama dengan Eris dan Ceres dan diberi nomor 134340. 
Alasan Planet Pluto bukan Bagian Tata Surya
Kalian semua pasti sudah tahu kan, kalau Pluto sekarang sudah tidak menjadi bagian dari planet di tata surya kita ini. Tapi apakah kalian juga tahu, mulai kapan keputusan tersebut diambil dan apa yang menjadi pertimbangannya? Nah jika kalian belum tahu, berikut ini penjelasannya.
Mulai 24 Agustus 2006 jangan pernah terpeleset mengucapkan Planet Pluto lagi. Karena sejak hari itu, Pluto sudah diputuskan tidak lagi berhak menyandang predikat sebagai planet.
Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) Ke-26 di Praha, Republik Ceko, menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di Tata Surya kita. Mulai sekarang, anggota Tata Surya hanya terdiri dari delapan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota Keluarga Planet Tata Surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A Sidang Umum IAU Ke-26 berisi definisi baru itu.

Dalam resolusi tersebut dinyatakan, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat :
1.     Mengorbit Matahari
2.     Berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat
3.     Memiliki jalur orbit yang jelas dan bersih (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut)
Definisi tersebut adalah definisi universal pertama tentang planet sejak istilah planet dikenal di kalangan astronom, bahkan sebelum era Nicolaus Copernicus yang tahun 1543 membuktikan Bumi adalah salah satu planet yang berputar mengelilingi Matahari.
Dengan definisi baru tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet karena tidak memenuhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus.
Planet Kerdil (Dwarf Planets)
Pluto kemudian masuk dalam keluarga baru yang disebut planet kerdil atau planet katai (dwarf planets). Keluarga ini beranggotakan Pluto dan benda-benda langit lain di Tata Surya yang mirip dengan Pluto, termasuk di dalamnya asteroid terbesar Ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit lain yang baru saja ditemukan.

Menurut Direktur Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, Dr Taufiq Hidayat, keputusan Sidang Umum IAU tersebut adalah puncak perdebatan ilmiah dalam astronomi yang sudah berlangsung sejak awal 1990-an lalu. Perdebatan tersebut dipicu berbagai penemuan baru yang menimbulkan keraguan apakah Pluto masih layak disebut planet atau tidak.

Karakteristik Pluto memang berbeda dengan planet-planet lainnya. Bahkan komposisi kimianya lebih menyerupai komet daripada planet, ungkap astronom yang mendalami bidang ilmu-ilmu planet ini.
Selain itu, perkembangan teknologi teleskop juga membawa pada penemuan berbagai benda langit yang masuk dalam kelompok Obyek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO). Sabuk Kuiper sendiri adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari.
Beberapa KBO(kuiper Black Object) sangat menarik perhatian karena berukuran hampir sama atau bahkan lebih besar daripada Pluto (diameter 2.300 km) dan ada yang memiliki satelit atau bulan.
Beberapa obyek tersebut, antara lain, Quaoar (diameter 1.000 km-1.300 km), Sedna (1.180 km- 1.800 km), dan yang paling terkenal adalah obyek bernama 2003 UB313 yang ditemukan Michael Brown dari California Institute of Technology (Caltech) pada 2003 lalu.
Obyek yang dijuluki Xena tersebut memiliki diameter 2.400 km, yang berarti 
lebih besar daripada Pluto. Xena sempat dihebohkan sebagai planet ke-10 
Tata Surya. Sejak saat itu, lanjut Taufiq, terjadi perbedaan pendapat di 
kalangan astronom. Pilihannya adalah memasukkan Ceres, Charon, dan 
2003 UB313 ke dalam keluarga planet sehingga jumlah planet menjadi 12, 
atau mengeluarkan Pluto. Akhirnya pilihan kedua yang disepakati, tutur 
mantan Ketua Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung ini
.Kesepakatan itu sendiri bukannya datang dengan mudah. Taufiq 
mengatakan, pengambilan keputusan itu bahkan dicapai dengan 
cara pemungutan suara di antara para anggota IAU yang hadir 
setelah didahului perdebatan yang sangat sengit.
Empat astronom senior dari Indonesia turut serta dalam Sidang 
Umum IAU tersebut, yakni Jorga Ibrahim, Iratius Radiman, 
Suryadi Siregar, dan Ny Permana Permadi.
Beberapa pihak memprediksi debat mengenai status Pluto tidak 
akan berakhir di sini. Alan Stern, ketua misi pesawat ruang 
angkasa NASA, New Horizon, yang diluncurkan ke Pluto, Januari 
lalu, mengaku merasa malu terhadap keputusan itu. Meski 
demikian, misi senilai 700 juta dollar AS dan baru akan tiba di Pluto 
pada 2015 itu tetap akan dilanjutkan. Ini benar-benar sebuah 
definisi yang ceroboh.
Pencopotan Gelar
Wajar saja pencopotan gelar planet dari Pluto memicu reaksi 
yang emosional. Pluto selama ini memiliki tempat tersendiri di hati 
para astronom, baik yang profesional maupun amatir. Pluto sering 
dianggap Si Bungsu dari Tata Surya karena jaraknya yang terjauh 
dari Matahari dan ditemukan paling akhir dibandingkan delapan 
planet lainnya.

Orbit Pluto yang sangat lonjong dan tidak sejajar dengan bidang 
lintasan planet lainnya juga membuat planet ini unik. Pluto juga 
sempat dianggap sebagai jawaban dari misteri Planet X, sebuah 
planet hipotetis yang diduga ada di luar orbit Neptunus dan 
menyebabkan gangguan pada orbit planet Uranus dan Neptunus.
Meski ukuran Pluto kemudian terbukti terlalu kecil untuk menjadi 
Planet X, dugaan tersebut menjadi bagian dari legenda Pluto.





























No comments:

Post a Comment