Daftar Pahlawan Nasional Indonesia
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia.[1] Gelar anumerta ini diberikan olehPemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara."[2] Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:[2]
- Warga Negara Indonesia[a] yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:
- Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/ perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
- Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
- Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
- Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
- Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
- Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
- Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
- Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada walikota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar;[2] dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar.[1] Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibukota Indonesia Jakarta.[2] Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.[3]
Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekrit Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya.[4][5][6] Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960an, gelar terbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban kudeta Gerakan 30 September yang gagal, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia[3][4][6]
147 pria dan 12 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru adalah Rajiman Wediodiningrat, Lambertus Nicodemus Palar dan Tahi Bonar Simatupang pada tahun 2013.[7] Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papuadi bagian timur. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi Indonesia, etnis Tionghoa, dan Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, dan seorang uskup.
Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan penyortiran menurut tahun kelahiran, wafat, dan penetapan. Nama-nama distandarisasikan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan tidak menggunakan ejaan aslinya.[b]
Pahlawan Nasional Indonesia
Nama | Lahir | Wafat | Catatan | Penetapan | Provinsi asal/pengusul | Ref. |
---|---|---|---|---|---|---|
Abdul Halim | 1911 | 1988 | Aktivis kemerdekaan dan politisi,Perdana Menteri Indonesia | 2008 | Sumatera Barat | [3][8] |
Abdul Haris Nasution | 1918 | 2000 | Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat | 2002 | Sumatera Utara | [3][9] |
Abdul Kadir | 1771 | 1875 | Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1999 | Kalimantan Barat | [3][10] |
Abdul Malik Karim Amrullah | 1908 | 1981 | Sarjana Islam dan penulis | 2011 | Sumatera Barat | [11] |
Abdul Muis | 1883 | 1959 | Politisi, kemudian penulis | 1959 | Sumatera Barat | [c][4][12] |
Abdul Rahman Saleh | 1909 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda | 1974 | D.I. Yogyakarta | [4][13] |
Andi Abdullah Bau Massepe | 1918 | 1947 | Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki | 2005 | Sulawesi Selatan | [3][14] |
Achmad Subarjo | 1896 | 1978 | Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan | 2009 | Jawa Barat | [3][15] |
Adam Malik | 1917 | 1984 | Jurnalis dan aktivis kemerdekaan,Wakil Presiden Indonesia ketiga | 1998 | Sumatera Utara | [3][16] |
Adnan Kapau Gani | 1905 | 1968 | Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional | 2007 | Sumatera Barat | [3][17] |
Nyi Ageng Serang | 1752 | 1828 | Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan | 1974 | Jawa Tengah | [3][18] |
Agus Salim | 1884 | 1954 | Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang | 1961 | Sumatera Barat | [4][19] |
Agustinus Adisucipto | 1916 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda | 1974 | D.I. Yogyakarta | [4][20] |
Ahmad Dahlan | 1868 | 1934 | Pemimpin Islam Jawa, mendirikanMuhammadiyah; suami Siti Walidah | 1961 | D.I. Yogyakarta | [4][21] |
Ahmad Rifa'i | 1786 | 1870 | Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya | 2004 | Jawa Tengah | [3][22] |
Ahmad Yani | 1922 | 1965 | Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | Jawa Tengah | [4][23] |
Alimin | 1889 | 1964 | Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia | 1964 | Jawa Tengah | [4][24] |
Amir Hamzah | 1911 | 1946 | Penyair dan nasionalis | 1975 | Sumatera Utara | [3][25] |
Antasari | 1809 | 1862 | Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalamPerang Banjar | 1968 | Kalimantan Selatan | [4][26] |
Arie Frederik Lasut | 1918 | 1949 | Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda | 1969 | Sulawesi Utara | [4][27] |
Bagindo Azizchan | 1910 | 1947 | Walikota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional | 2005 | Sumatera Barat | [3][28] |
Basuki Rahmat | 1921 | 1969 | Jenderal, saksi dari Supersemar | 1969 | Jawa Timur | [4][29] |
Teungku Chik di Tiro | 1836 | 1891 | Tokoh Islam Aceh dan pemimpingerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda | 1973 | Aceh | [4][30] |
Cilik Riwut | 1918 | 1987 | Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya di Kalimantan Tengah | 1998 | Kalimantan Tengah | [3][31] |
Cipto Mangunkusumo | 1886 | 1943 | Politisi Jawa, mentor Sukarno | 1964 | Jawa Tengah | [4][32] |
Cokroaminoto | 1883 | 1934 | Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor Sukarno | 1961 | Jawa Timur | [4][33] |
Ernest Douwes Dekker | 1879 | 1950 | Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia | 1961 | Jawa Timur | [d][4][34] |
Dewi Sartika | 1884 | 1947 | Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut | 1966 | Jawa Barat | [4][35] |
Cut Nyak Dhien | 1850 | 1908 | Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istriTeuku Umar | 1964 | Aceh | [4][36] |
Diponegoro | 1785 | 1855 | Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahunmelawan pasukan kolonial Belanda | 1973 | D.I. Yogyakarta | [4][37] |
Donald Izacus Panjaitan | 1925 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September | 1965 | Sumatera Utara | [4][38] |
Eddy Martadinata | 1921 | 1966 | Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter | 1966 | Jawa Barat | [4][39] |
Fakhruddin | 1890 | 1929 | Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah hajiIndonesia | 1964 | D.I. Yogyakarta | [4][40] |
Fatmawati | 1923 | 1980 | Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istriSukarno | 2000 | Bengkulu | [3][41] |
Ferdinand Lumbantobing | 1899 | 1962 | Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasipasukan buruh | 1962 | Sumatera Utara | [4][42] |
Frans Kaisiepo | 1921 | 1979 | Nasionalis Papua yang membantu dalam akuisisi Papua | 1993 | Papua | [3][43] |
Gatot Mangkupraja | 1896 | 1968 | Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukanPembela Tanah Air | 2004 | Jawa Barat | [3][44] |
Gatot Subroto | 1907 | 1962 | Jenderal, deputi ketua staffAngkatan Darat | 1962 | Jawa Tengah | [4][45] |
Halim Perdanakusuma | 1922 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional | 1975 | Jawa Timur | [3][46] |
Hamengkubuwono I | 1717 | 1792 | Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan Yogyakarta | 2006 | D.I. Yogyakarta | [3][47] |
Hamengkubuwono IX | 1912 | 1988 | Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesia kedua | 1990 | D.I. Yogyakarta | [3][48] |
Harun Bin Said | 1947 | 1968 | Mengebom MacDonald House saatkonfrontasi Indonesia–Malaysia | 1968 | Jawa Timur | [e][4][49] |
Hasan Basri | 1923 | 1984 | Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasiKalimantan di Indonesia | 2001 | Kalimantan Selatan | [3][50] |
Hasanuddin | 1631 | 1670 | Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1973 | Sulawesi Selatan | [4][51] |
Hasyim Asy'ari | 1875 | 1947 | Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama | 1964 | Jawa Timur | [4][52] |
Hazairin | 1906 | 1975 | Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar | 1999 | Sumatera Barat | [3][53] |
Herman Johannes | 1912 | 1992 | Insinyur, membuat senjata selamaRevolusi Nasional, membantu pendirian Universitas Gadjah Mada | 2009 | Nusa Tenggara Timur | [3][54] |
Ida Anak Agung Gde Agung | 1921 | 1999 | Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan | 2007 | Bali | [3][55] |
Idham Chalid | 1921 | 2010 | Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi | 2011 | Kalimantan Selatan | [11][56] |
Ilyas Yakoub | 1903 | 1958 | Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan | 1999 | Sumatera Barat | [3][57] |
Tuanku Imam Bonjol | 1772 | 1864 | Tokoh Islam dari Sumatera Baratyang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri | 1973 | Sumatera Barat | [4][58] |
Radin Inten II | 1834 | 1856 | Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda | 1986 | Lampung | [3][59] |
Iskandar Muda | 1593 | 1636 | Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara | 1993 | Aceh | [f][3][60] |
Ismail Marzuki | 1914 | 1958 | Komposer yang membuat sejumlahlagu kebangsaan | 2004 | DKI Jakarta | [3][61] |
Iswahyudi | 1918 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional | 1975 | Jawa Timur | [3][62] |
Iwa Kusumasumantri | 1899 | 1971 | Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi | 2002 | Jawa Barat | [3][63] |
Izaak Huru Doko | 1913 | 1985 | Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirian Universitas Udayana | 2006 | Nusa Tenggara Timur | [3][64] |
Janatin | 1943 | 1968 | Mengebom MacDonald House saatkonfrontasi Indonesia–Malaysia | 1968 | Jawa Tengah | [g][4][65] |
Jatikusumo | 1917 | 1992 | Jenderal Angkatan Darat dan politisi | 2002 | Jawa Tengah | [3][66] |
Andi Jemma | 1935 | 1965 | Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi Nasional | 2002 | Sulawesi Selatan | [3][67] |
Johannes Abraham Dimara | 1916 | 2000 | Pimpinan tentara Papua yang membantu dalam akuisisi Papua | 2010 | Papua | [68] |
Johannes Leimena | 1905 | 1977 | Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinikPuskesmas | 2010 | Maluku | [68] |
Juanda Kartawijaya | 1911 | 1963 | Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir | 1963 | Jawa Barat | [4][69] |
Karel Satsuit Tubun | 1928 | 1965 | Brigadir polisi, terbunuh saatGerakan 30 September | 1965 | Maluku | [4][70] |
Kartini | 1879 | 1904 | Tokoh hak asasi perempuan Jawa | 1964 | Jawa Tengah | [4][71] |
Ignatius Joseph Kasimo | 1900 | 1986 | Aktivis kemerdekaan, pemimpinPartai Katolik | 2011 | D.I. Yogyakarta | [11][72] |
Katamso Darmokusumo | 1923 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | Jawa Tengah | [4][73] |
I Gusti Ketut Jelantik | Tidak diketahui | 1849 | Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1993 | Bali | [3][74] |
I Gusti Ketut Puja | 1904 | 1957 | Gubernur Bali pertama | 2011 | Bali | [11][75] |
Ki Hajar Dewantara | 1889 | 1959 | Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara Suryopranoto | 1959 | D.I. Yogyakarta | [4][76] |
Ki Sarmidi Mangunsarkoro | 1904 | 1957 | Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan | 2011 | Jawa Tengah | [11][77] |
Kiras Bangun | 1852 | 1942 | Pemimpin gerilyawan Batak yang melawan penjajah Belanda | 2005 | Sumatera Utara | [3][78] |
Kusumah Atmaja | 1898 | 1952 | Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama | 1965 | Jawa Barat | [4][79] |
La Maddukelleng | 1700 | 1765 | Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dariKerajaan Wajo | 1998 | Sulawesi Selatan | [3][80] |
Lambertus Nicodemus Palar | 1900 | 1981 | Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saatRevolusi | 2013 | Sulawesi Utara | [7] |
John Lie | 1911 | 1988 | Laksamana Muda Angkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional | 2009 | Sulawesi Utara | [3][81] |
Mahmud Badaruddin II | 1767 | 1852 | Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda | 1984 | Sumatera Selatan | [3][82] |
Mangkunegara I | 1725 | 1795 | Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah | 1988 | Jawa Tengah | [3][83] |
Andi Mappanyukki | 1885 | 1967 | Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe | 2004 | Sulawesi Selatan | [3][84] |
Maria Walanda Maramis | 1872 | 1924 | Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar | 1969 | Sulawesi Utara | [4][85] |
Martha Christina Tiahahu | 1800 | 1818 | Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahan Belanda | 1969 | Maluku | [4][86] |
Marthen Indey | 1912 | 1986 | Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia | 1993 | Papua | [3][87] |
Mas Mansur | 1896 | 1946 | Sarjana Islam, pemimpinMuhammadiyah | 1964 | Jawa Timur | [4][88] |
Mas Tirtodarmo Haryono | 1924 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | Jawa Timur | [4][89] |
Maskun Sumadireja | 1907 | 1986 | Aktivis kemerdekaan dan politisi | 2004 | Jawa Barat | [3][90] |
Cut Nyak Meutia | 1870 | 1910 | Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1964 | Aceh | [4][91] |
Mohammad Hatta | 1902 | 1980 | Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama | 2012 | Sumatera Barat | [h][92][93] |
Mohammad Husni Thamrin | 1894 | 1941 | Politisi dan aktivis kemerdekaan | 1960 | DKI Jakarta | [4][94] |
Mohammad Natsir | 1908 | 1993 | Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima | 2008 | Sumatera Barat | [3][95] |
Teuku Muhammad Hasan | 1906 | 1997 | Aktivis kemerdekaan, gubernurSumatera pertama | 2006 | Aceh | [3][96] |
Muhammad Yamin | 1903 | 1962 | Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan | 1973 | Sumatera Barat | [4][97] |
Mustopo | 1913 | 1986 | Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo | 2007 | Jawa Timur | [3][98] |
Muwardi | 1907 | 1948 | Menangani keamanan saatProklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat diSurakarta | 1964 | Jawa Tengah | [4][99] |
Nani Wartabone | 1907 | 1986 | Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakan Permesta | 2003 | Gorontalo | [3][100] |
I Gusti Ngurah Rai | 1917 | 1946 | Pemimpin militer Bali saat Revolusi Nasional | 1975 | Bali | [3][101] |
Nuku Muhammad Amiruddin | 1738 | 1805 | Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda | 1995 | Maluku Utara | [3][102] |
Noer Alie | 1914 | 1992 | Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional | 2006 | Jawa Barat | [3][103] |
Teuku Nyak Arif | 1899 | 1946 | Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Acehpertama | 1974 | Aceh | [104] |
Opu Daeng Risaju | 1880 | 1964 | Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saatRevolusi Nasional | 2006 | Sulawesi Selatan | [3][105] |
Oto Iskandar di Nata | 1897 | 1945 | Politisi dan aktivis kemerdekaan | 1973 | Jawa Barat | [4][106] |
Pajonga Daeng Ngalie | 1901 | 1958 | Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional | 2006 | Sulawesi Selatan | [3][107] |
Pakubuwono VI | 1807 | 1849 | Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda | 1964 | Jawa Tengah | [4][108] |
Pakubuwono X | 1866 | 1939 | Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia | 2011 | Jawa Tengah | [11][109] |
Pattimura | 1783 | 1817 | Gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1973 | Maluku | [4][110] |
Pierre Tendean | 1939 | 1965 | Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | DKI Jakarta | [4][111] |
Pong Tiku | 1846 | 1907 | Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda | 2002 | Sulawesi Selatan | [3][112] |
Raja Ali Haji | 1809 | kr. 1870 | Sejarawan dan penyair dari Riau | 2004 | Kepulauan Riau | [3][113] |
Raja Haji Fisabilillah | 1727 | 1784 | Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1997 | Riau | [3][114] |
Rajiman Wediodiningrat | 1879 | 1952 | Ketua Dewan Perwakilan Rakyatpertama | 2013 | D.I. Yogyakarta | [7] |
Ranggong Daeng Romo | 1915 | 1947 | Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional | 2001 | Sulawesi Selatan | [3][115] |
Rasuna Said | 1910 | 1965 | Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis | 1974 | Sumatera Barat | [3][116] |
Robert Wolter Monginsidi | 1925 | 1949 | Gerilyawan di Makassar saatRevolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda | 1973 | Sulawesi Selatan | [4][117] |
Saharjo | 1909 | 1963 | Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut | 1963 | Jawa Tengah | [4][118] |
Sam Ratulangi | 1890 | 1949 | Politisi Minahasa dan pendukung kemerdekaan Indonesia | 1961 | Sulawesi Utara | [4][119] |
Samanhudi | 1878 | 1956 | Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam | 1961 | Jawa Tengah | [4][120] |
Silas Papare | 1918 | 1978 | Memperjuangkan kemerdekaanPapua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia | 1993 | Papua | [3][121] |
Sisingamangaraja XII | 1849 | 1907 | Pemimpin Batak yang melakukan kampanye gerilyawan melawan pasukan kolonial Belanda | 1961 | Sumatera Utara | [4][114] |
Siswondo Parman | 1918 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | Jawa Tengah | [4][122] |
Siti Hartinah | 1923 | 1996 | Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah | 1996 | Jawa Tengah | [3][123] |
Siti Walidah | 1872 | 1946 | Pendiri Aisyiyah, tokohMuhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, | 1971 | D.I. Yogyakarta | [i][4][124] |
Slamet Riyadi | 1927 | 1950 | Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di Sulawesi | 2007 | Jawa Tengah | [3][125] |
Sudirman | 1916 | 1950 | Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional | 1964 | Jawa Tengah | [j][4][126] |
Albertus Sugiyapranata | 1896 | 1963 | Uskup Katolik Jawa dan nasionalis | 1963 | Jawa Tengah | [4][127] |
Sugiyono Mangunwiyoto | 1926 | 1965 | Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | D.I. Yogyakarta | [4][128] |
Suharso | 1912 | 1971 | Pelopor pengobatan prostesis | 1973 | Jawa Tengah | [4][129] |
Sukarjo Wiryopranoto | 1903 | 1962 | Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi | 1962 | Jawa Tengah | [4][130] |
Sukarno | 1901 | 1970 | Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesiapertama | 2012 | Jawa Timur | [h][92][93] |
Sultan Agung | 1591 | 1645 | Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC | 1975 | D.I. Yogyakarta | [3][131] |
Andi Sultan Daeng Radja | 1894 | 1963 | Aktivis kemerdekaan dan politisi | 2006 | Sulawesi Selatan | [3][132] |
Supeno | 1916 | 1949 | Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional | 1970 | Jawa Tengah | [4][133] |
Supomo | 1903 | 1958 | Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi | 1965 | Jawa Tengah | [4][134] |
Suprapto | 1920 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | Jawa Tengah | [4][135] |
Supriyadi | 1925 | 1945 | Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar | 1975 | Jawa Timur | [k][3][136] |
Suroso | 1893 | 1981 | Politisi dan aktivis kemerdekaan | 1986 | Jawa Timur | [3][137] |
Suryo | 1896 | 1948 | Gubernur Jawa Timur saatRevolusi Nasional | 1964 | Jawa Timur | [4][138] |
Suryopranoto | 1871 | 1959 | Pengajar dan tokoh hak asasi pekerja, saudara Ki Hajar Dewantara | 1959 | D.I. Yogyakarta | [4][139] |
Sutan Syahrir | 1909 | 1966 | Politisi, Perdana Menteri Indonesiapertama | 1966 | Sumatera Barat | [4][140] |
Soetomo | 1888 | 1938 | pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo | 1961 | Jawa Timur | [l][4][141] |
Sutomo | 1920 | 1981 | Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya | 2008 | Jawa Timur | [m][3][142] |
Sutoyo Siswomiharjo | 1922 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | Jawa Tengah | [4][143] |
Syafruddin Prawiranegara | 1911 | 1989 | Gubernur Bank Indonesia pertama | 2011 | Banten | [11] |
Syarif Kasim II | 1893 | 1968 | Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur | 1998 | Riau | [3][133] |
Tahi Bonar Simatupang | 1920 | 1990 | Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 | 2013 | Sumatera Utara | [7] |
Tuanku Tambusai | 1784 | 1882 | Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saatPerang Padri | 1995 | Riau | [3][144] |
Tan Malaka | 1884 | 1949 | Politisi dan aktivis komunis Minang | 1963 | Sumatera Barat | [4][145] |
Thaha Syaifuddin | 1816 | 1904 | Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda | 1977 | Jambi | [3][146] |
Tirtayasa | 1631 | 1683 | Gerilyawan dari Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda | 1970 | Banten | [4][147] |
Tirto Adhi Suryo | 1880 | 1918 | Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya | 2006 | Jawa Tengah | [3][148] |
Teuku Umar | 1854 | 1899 | Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suamiCut Nyak Dhien | 1973 | Aceh | [4][149] |
Untung Surapati | 1660 | 1706 | Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC | 1975 | Jawa Timur | [3][150] |
Urip Sumoharjo | 1893 | 1948 | Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman | 1964 | Jawa Tengah | [4][151] |
Wage Rudolf Supratman | 1903 | 1938 | Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" | 1971 | Jawa Timur | [4][152] |
Wahid Hasyim | 1914 | 1953 | Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama | 1964 | Jawa Timur | [4][153] |
Wahidin Sudirohusodo | 1852 | 1917 | Doktor dan pemimpin di Budi Utomo | 1973 | D.I. Yogyakarta | [4][154] |
Wilhelmus Zakaria Johannes | 1895 | 1952 | Pelopor pengobatan radiologi | 1968 | Nusa Tenggara Timur | [4][155] |
Yos Sudarso | 1925 | 1962 | Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda | 1973 | Jawa Tengah | [4][156] |
Yusuf Tajul Khalwati | 1626 | 1699 | Pemimpin Islam, memimpin pemberontakan gerilyawanmelawan VOC | 1995 | Sulawesi Selatan | [3][157] |
Zainal Mustafa | 1907 | 1944 | Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang | 1972 | Jawa Barat | [4][158] |
Zainul Arifin | 1909 | 1963 | Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepada Sukarno | 1963 | Sumatera Utara | [4][159] |
No comments:
Post a Comment